Kondisi Rumah Singgah Negeri Administratif Solea |
Negeri Administratif Solea adalah salah satu desa adminsitratif di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Jarak menuju Kota Kecamatan adalah ± 14 atau 15 Km. Disana tidak ada angkutan regular sehingga masyarakat biasa berjalan kaki. Sementara untuk mencakup sekolah harus butuh waktu yang cukup lama, dengan jarak ± 12 sampai dengan 14 KM. Beberapa warga memiliki kendaraan pribadi namun bila musim hujan, tidak dapat digunakan karena kondisi jalan yang belum di aspal, berlumpur dan tidak ada jembatan permanen, padahal mereka harus melewati empat sungai. Jika mengalami situasi sulit dalam perjalanan, biasanya warga langsung menitipkan kendaraanya di Rumah Singgah.
Jarak yang ditempuh dari
negeri induk ke Rumah Singgah adalah
± 6 Km, dan jarak dari Rumah Singgah ke
Sekolah (SMP) ± 6 Km, sementara jarak dari Rumah Singgah ke SMA ± 8 Km.
Menyadari sulitnya akses antara negeri induk dengan pusat
Kecamatan serta pusat layanan, salah satu warga setempat menyediahkan rumahnya
sebagai tempat persinggahan, kemudian dijadikan sebagai Rumah Singgah umum yang di fungsikan untuk
menampung anak sekolah terutama siswa SMP dan SMA,
tempat singgahnya masyarakat negeri apabila akan melakukan pemeriksaan ke Puskesmas atau jika ada keperluan ke luar desa.
Masyarak Negeri Administratif Solea Harus Menempuh Perjalan Jauh Dengan Berjalan Kaki |
Pendiri Rumah
Singgah
Yan Makualaina (39 tahun) adalah warga Negeri Administrasi Solea, dialah yang mendirikan rumah singgah tersebut sejak tahun 2010 lalu, awalnya rumah itu adalah tempat tinggalnya bersama keluarga.
Namun karena Yan
Makualaina pernah merasakan sulitnya menempuh perjalanan jauh menujuh sekolah dan juga pernah
merasakan hidup menumpang di rumah orang untuk
medekatkan akses ke sekolah.
Dari situlah dia berinisiatif membeli lahan
kebun untuk bercocok tanam dan membangun sebuah rumah yang pada akhirnya dijadikan sebagai
tempat singgah anak sekolah dari Negeri Solea.
Selain pernah miliki pengalaman pahit untuk bersekolah, motivasi
lain untuk membangun rumah singgah itu adalah dia tidak ingin ada anak yang putus sekolah hanya karena
sulitnya akses serta jarak tempuh yang sangat jauh dari tempat tinggal warga.
Bentuk rumah singgah ini adalah rumah panggung dengan ukuran 4 x 7 m. terdiri dari dua kamar tidur, satu untuk kamar tidur
keluarga dan satu untuk kamar tidur anak/siswa perempuan, satu ruangan lagi digunakan untuk aktivitas umum.
Anak-anak Rumah Singgah |
Anak-Anak Rumah
Singgah
Awalnya jumlah siswa yang
tinggal di rumah singgah sekitar
26 orang. Namun saat ini tinggal 13 anak saja, Karena ada yang sudah lulus
sekolah. Jumlah itu akan bertambah
lagi jika ada penerimaan siswa baru.
Anak-anak Rumah Singgah akan pulang ke rumah
orang tuanya seminggu
sekali atau pada saat liburan. Dan jika mereka kembali ke
Rumah Singgah biasanya membawa bekal untuk
kebutuhan makan sehari-hari dalam seminggu, kadang juga dibantu oleh Bapak Yan Makualaina.
Aktivitas mereka diluar jam sekolah adalah membantu Bapak Yan Makualaina di kebun
dan belajar di malam hari walaupun minim penerangan.
Kondisi Rumah Singgah yang terlihat seperti rumah kebun itu tidak layak untuk ditempati para siswa, selain tidak
ada listrik, juga tidak tersedia kamar mandi, sehingga semua aktivitas
MCK langsung ke sungai yang tidak jauh dari belakang Rumah
Singgah. Akan tetapi anak-anak merasa nyaman dengan kondisi tersebut bila dibanding harus berjalan kaki dari
negeri induk ke sekolah dengan jarak
± 12 km sampai dengan 14 km.
Sentuhan Program
Pemerintah
Program Generasi
Sehat dan Cerdas (GSC)
Salah satu program pemerintah yang aktif mengintervensi
masyarakat di Kecamatan Seram Utara khususnya Negeri Administratif Solea adalah program Generasi Sehat dan cerdas (GSC), meskipun hanya memberikan bantuan perlengkapan sekolah kepada para siswa (SMP), namun setidaknya sudah mengurangi beban
masyarakat miskin yang ekonominya lemah.
Kunjungan Asisten FK GSC ke Rumah Singgah |
Dana Desa
Selain GSC yang peduli terhadap pendidikan masyarakat Negeri Administratif Solea, saat ini lagi dibangun
Rumah Singgah berukuran 8 x 14 meter
dengan
menggunakan Dana Desa, yang rencanaya dibentuk seperti asrama dengan 6 kamar dan ruangan belajar. Sayangnya anggaran Dana Desa tersebut untuk bangunan
fisiknya saja, sementara mobiler tidak
dianggarkan karena dananya tidak cukup. Untuk itu warga setempat sangat berharap ada
perhatian dan bantuan dari pemerintah maupun donator lain.
Sumber : Tim Fasilitator GSC Seram Utara
Editing : Dwi_Rus
0 komentar:
Posting Komentar