Desy Fakaubun : Balita Gizi Buruk |
Gizi buruk disebabkan karena kurang adanya
kesadaran tentang pentingnya pemberian nutrisi kepada anak, sedangkan kurang gizi di
sebabkan karena kurangnya asupan energy dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Kasus gizi buruk
bukan masalah baru di Indonesia, hal ini kerap terjadi pada keluarga miskin
yang tinggal didaerah minim informasi. Seperti yang dialami oleh Desy Fakaubun balita yang baru berusia 2
Tahun 8 Bulan, hampir menghembuskan nafas
terakhirnya karena kurang gizi .
Desy Fakaubun merupakan anak bungsu dari
empat bersaudara pasangan Abdul Hamid Fakaubun dan Fani, yang merupakan warga Dusun Lohi Negeri
Sepa kecamatan Amahai , Kabupaten Maluku Tengah. Mereka tinggal di rumah yang hanya berukuran 3x3 meter dan tidak memiliki MCK.
Kehiduapan mereka
tergolong miskin, Ayahnya
bekerja sebagai petani dengan
penghasilan Rp.200,000
sampai Rp. 250.000
per bulan, sementara
ibunya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sesekali membantu bapaknya. Kebutuhan
gizi yang seharusnya didapatkan oleh Dessy dan saudara-saudaranya akhirnya
terbengkalai begitu
saja,
disebabkan karena kebutuhan yang tidak cukup.
Sejak usia 2 tahun 3 bulan Desy mengalami
pertumbuhan yang tidak normal dan tidak pernah mendapatkan makanan bergizi.
Melihat kondisi
tersebut, pada Maret 2016 lalu
seorang tetangga memberitahukan masalah ini kepada bidan desa A. Tuakia,
Amd.Keb, Namun saat
itu bidan desa tidak
yakin, karena bulan sebelumnya Desy masih sempat
mengikuti posyandu dan hasil timbangannya bagus, berdasarkan laporan
warga dan untuk memastikan informasi tersebut bidan desa dan petugas gizi langsung ke
rumah Desy, sesampai di rumahnya, bidan dan petugas gizi kaget melihat
kondisi yang yang dialami oleh Desy saat itu, padahal bulan maret hasil timbangannya 10Kg, namun
setelah di timbang lagi hasilnya turun sampai 7,9kg.
Melihat hasil
timbangan yang turung tersebut, bidan desa menanyakan penyebabnya pada orang
tua Desy, mereka hanya bisa
menjawab bahwa selama sebulan
desy mengalami influenza dan sesak napas namun
tidak ada biaya untuk pengobatan.
Petugas gizi menyarankan agar segera melakukan kontrol perawatan ke Dokter, namun orang tua Desy
hanya bisa meneteskan air mata dan
mengatakan untuk mencari sesuap nasi saja sulit, mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan perut
anak-anak dalam waktu sekejab apalagi harus ke dokter yang tentunya
mengeluarkan biaya besar.
“ untuk mencari sesuap nasi saja
kami tidak bisa dapatkan
dalam waktu sekejab untuk memenuhi kebutuhan kami dan anak-anak kami, apalagi
sampai ke Dokter yang nantinya biaya pengobatannya sangat Besar”. Ungkap orang tuanya.
Kondisi Rumah Desy Fakaubun |
Pada saat mereka membicarakan perawatan Desy, bidan desa A. Tuakia, Amd.Keb
sengaja masuk keruang belakang untuk memeriksa lingkungan rumahnya, dan ditemuinya
kondisi rumah yang kurang steril untuk kesehatan desy, sehingga pihaknya menyatakan bahwa Desy harus segera ditangani oleh Dokter, Namun lagi-lagi keluarganya berdalih tidak mampu untuk membiayai
pengobatan tersebut, meskipun petugas
gizi sudah menerangkan betapa
pentingnya kesehatan, namun tetap saja orang tua Desy cuma bisa meneteskan air mata.
Sambil menangis,
orang tuanya berkata “kalau
memang tidak bisa tertolong kami mau berbuat apa sedangkan anak- anak kami yang
lain juga membutuhkan makanan dan minuman juga”, ungkap Fani.
GSC Bergerak Tangani Kasus Gizi Buruk
Melihat kondisi
yang memilukan itu, bidan desa bersama petugas gizi pamit dan langsung menemui
pelaku Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) di Negeri Sepa, untuk memberitahukan
kondisi Desy dan menyarankan agar segera membuat rapat dengan masyarakat dan Pemerintah
Negeri, agar bisa mengambil
keputusan dalam penanganan kasus gizi buruk pada warga miskin.
Setelah pertemuan selesai bidan desa yang juga merupakan salah satu pelaku
GSC di Negeri Sepa langsung menghubungi Fasilitator Kecamatan Amahai Agustina Ernawati Tokndekut dan
menceritakan semua yang menyangkut dengan kebutuhan kesehatan Desy, FK Amahai pun meresponyna dengan baik.
Namun, pada saat itu di kecamatan
belum bisa melakukan pencairan karena pelaku Kecamatan sementara melakukan audit pembukuan di Negeri-negeri, sehingga dianjurkan
untuk melakukan pinjaman pihak ke tiga oleh pelaku.
Langkah Penyelamatan “Gadai Perhiasan”
Atas anjuran
tersebut, dengan melihat kondisi Desy yang sangat mendesak membutuhkan
pertolongan, bidan
desa A. Tuakia, Amd.Keb., yang juga merupakan pelaku GSC ,
langsung mengambil keputusan untuk melakukan
penitipan perhiasan berupa kalung, cincin dan gelang di pegadaian, keputusan ini
juga diijinkan oleh suaminya,
asalkan
nyawa desy segera tertolong. Dari
hasil pengadaian perhiasan tersebut, uangnya langsung digunakan untuk penanganan Desy serta pengobatan selanjutnya.
Pada bulan Mei 2015 A. Tuakia, Amd.Keb mendampingi Fani mengantarkan Desy ke Rumah Sakit Umum Masohi untuk melakukan
pemeriksaan
sekaligus rongeng, dan
hasil pemeriksaannya positif
dahak paru, sedangkan gizinya di nilai dari BB dan usia.
Pihak RSUD Masohi membuat
rujukan agar Desy segera dibawa ke Puskesmas Amahai untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan dan hari
itu juga mereka berangkat ke Puskesmas Amahai, namun kepala Puskesmas tidak berada di tempat sehingga petugas Puskesmas menyarankan untuk kembali besok.
Pelaku GSC : Sang Penyemangat
Setelah sampai di rumah, orang tuanya tidak mau lagi
untuk melanjutkan pemeriksaan karena memikirkan tak ada biaya lagi, tetapi pelaku GSC
tetap
memberikan dukungan dan menjelaskan
bahwa semua
biayanya akan ditangani oleh program GSC.
“berapun biaya yang di
keluarkan itu bukan urusannya bapak atau Ibu tapi itu urusannya kami pelaku GSC
Di Negeri karena program GSC yang akan membiayai semua kebutuhan yang di
perlukan untuk desy”, tegas Tuakia.
Setelah mendengar
penjelasan tersebut keluarganya
hanya bisa menangis dengan
mengucapkanan terimak kasih kepada
program GSC serta pelaku
yang sudah membantu mereka sampai pada
pemeriksaan kelanjutan.
Esok harinya mereka berangakat lagi ke Puskesmas Amahai, sesampai disana, Dokter menyuruh untuk menginap agar petugas tetap
melakukan pemantauan pada gizi dan TB paru desy, namun lagi-lagi orang tuanya tidak mau dengan alasan mereka tidak mempunyai
uang, padahal Tuakia sudah berkali-kali menjelaskan agar tidak terbebani dengan biaya pengobatan tersebut, orang tuanya tetap tidak mau dengan alasan ketiga anaknya yang lain
juga masih kecil, dan tidak bisa tinggal sendiri
sedangkan bapaknya harus mencari nafkah untuk kebutuhan mereka sehar-hari.
Akhirnya Dokter hanya bisa memberikan Obat TB dan memintah bidan desa
untuk melakukan konsultasi pada
bagian gizi di Puskesmas
Negeri Tamilouw
untuk pemulihan dan pengobatan gizi buruknya.
Selesai dari puskesmas Amahai, Tuakia langsung menghubungi Agustina
Ernawati Tokndekut selaku Fasilitator Kecamatan Amahai untuk menjelaskan
kelanjutan yang nantinya akan di lalui oleh Desy bahwa akan ada konsultasi dengan petugas Puskesmas di Negeri Tamilouw untuk kelanjutan
pengobatan dan pemulihan gizi buruknya,.
Setelah melakukan konsultasi dengan petugas gizi di Puskesmas
Tamilouw, mereka
dianjurkan untuk terus memantau kesehatannya selama 3 bulan untuk gizi buruknya dan 6
bulan untuk masalah TBnya, serta melakukan PMT pemulihan oleh petugas gizi
dengan bahan-bahan yang diberi saat itu adalah susu boneto, minyak sayur, mineral mix, dan gula, selama 3
bulan untuk PMT Pemulihannya dan diberikan susu setiap bulannya .
Setelah berproses dengan PMT pemulihan selama empat
bulan, berat
badan desy bertambah 4 kg, ini sudah termasuk berat badan normal, namun tetap dilanjutkan dengan program 6 bulan untuk
masalah TB. Hingga saat ini desy sudah bisa bermain dengan teman-temannya dan
program TB pun sudah berakhir.
Desy Fakaubun, setelah penanganan |
Ucapan terima kasih dan cucuran air mata yang tak terhingga dari orang tua Desy kepada program GSC, Bidan Desa, petugas gizi dan pelaku Program GSC Negeri Sepa, saat tidak ada lagi harapan dari keluarga untuk kelansungan hidup Desy, Program GSC hadir membawa berkat, hingga saat ini Desy sudah bisa bermain dan berkumpul bersama teman-teman sebayannya.
Sumber Kisah : FK GSC Kecamatan Amahai - Kabupaten Maluku Tengah
Editing : Dwi-Russ
******
Play The Real Money Slot Machines - Trick-Taking Game - Trick-Taking
BalasHapusHow to Play. Play communitykhabar The Real Money https://jancasino.com/review/merit-casino/ Slot Machine. kadangpintar If you are searching for a 토토 fun, exciting game to play online, we have you covered. 바카라 사이트