Stera Swin Papilaya saat mendapat perawatan |
Di Negeri Abubu Kecamatan Nusalaut Kabupaten Maluku
Tengah, hidup pasangan suami istri Fredy Papilaya dan Magdalena Papilaya, mereka memiliki empat orang anak dengan kehidupan
pas-pasan. Kondisi itu semaking menyulitkan setelah mengetahui bahwa salah satu
anak mereka mengalami kelainan.
Stera Swin
Papilaya (13) begitulah nama lengkap anak yang
lahir dari pasangan Fredy dan Magdalena. Sejak berusia 3 bulan, Stera telah
menderita penyakit di bagian kelamin, yang kemudian diketahui
adalah Hernia.
Saat berusia 3 tahun, stera pernah dibawah ke dokter ahli
anak di Apotik Natsepa Ambon, tetapi dokter belum bisa menangani karena usianya
yang masih belia, saat itu dokter menyarankan agar Stera baru bisa di operasi pada
usianya 10 tahun, Namun karena kondisi ekonomi yang tidak mencukupi, stera baru
mendapat penanganan secara serius ditahun 2016.
Semakin bertambah usianya penyakit ini kian menyiksa, setiap
aktifitasnya baik di Sekolah maupun di
lingkungan tempat tinggalnya dia selalu merasa kesakitan, Misalnya dalam mengkuti jam pelajaran seperti
olahraga, Strera terpaksa harus melakukannya dengan menahan rasa sakit bahkan
sering alpa mengkutinya, sehingga dia mulai jarang
ke sekolah. Lebih menyakitkan lagi dia selalu diejek oleh
teman-temannya, hingga membuat siswi kelas I SMP Negeri Abubu ini menjadi malu
bahkan menangisi keadaan yang menyiksanya selama 12 tahun.
Orang tuanya pun
seperti tak berdaya melihat kondisi anak perempuan mereka dan hanya bersabar
untuk menunggu kiranya ada pihak yang bisa membantu pengobatan, karena mereka
sendiri tidak memiliki penghasilan tetap dan tergolong keluarga miskin di
negeri Abubu.
Penanganan Oleh GSC
Mengetahui kondisi Stera, melalui Yos
Wattimena yang juga merupakan pelaku Negeri yakni
dari unsur TPMD, mereka menyampaikan kondisi tersebut pada saat Musyawarah
Negeri Sosialisasi tahun 2014 lalu, sehingga penanganan pengobatan untuk Stera
disepakati sebagai usulan kegiatan yang didanai program GSC Negeri Abubu T.A
2014.
Sebagai langkah
awal penanganan, pelaku GSC Negeri Abubu
langsung bertindak untuk melakukan pemeriksaan ke dokter bulan November 2014 lalu, di
Puskesmas Negeri Ameth Kecamatan Nusalaut.
Namun setelah ada
rujukan dari dokter untuk pananganan selanjutnya, kondisi Stera belum bisa
ditangani, hal ini membuat orang tuanya
sempat kecewa karena pengurusan administrasi di puskesmas, serta terundanya
penanganan dari GSC disebabkan adanya kekosongan FK ditahun 2014.
Selain kekosongan FK, hambatan penanganan lainnya
karena terjadi revisi kegiatan tahun anggaran 2014 melalui Musyawarah Khusus
Negeri di akhir tahun 2015, proses revisi kegiatan tahun 2014 bisa dibilang cukup
lama dikarenakan tidak ada data yang valid di desa setelah FK lama meninggalkan
lokasi.
Beruntunglah setelah adanya pengisian FK ditahun 2015 atas
nama Agnes S.E. Haliwela, sehingga ditetapkanlah pembiayayaan terhadap Stera,
dibuatkan RABnya untuk pembiayaan kegiatan yang dimaksud , barulah ditahun 2016 dia bisa di operasi.
Pada Juli 2016 lalu, ada pengobatan gratis yang dilakukan
oleh TNI di Puskesmas Ameth Kecamatan Nusalaut. Saat itu mantan FK Nusalaut
Agnes S.E. Haliwela (kini telah
direlokasi ke Kecamatan Teluk Elpaputih) melakukan koordinasi dengan Pelaku
Negeri untuk membawa stera ke pengobatan gratis agar dapat diperiksa oleh
dokter sehingga mereka bisa mengetahui kondisi stera, dan mendapat rujukan
untuk pengobatan lanjutan ke Rumah Sakit.
Setelah diperiksa oleh dokter ahli beda, stera disarankan
agar segera di operasi. Kondisi tersebut membuat orang tua tidak bisa berbuat
apa-apa lagi. Sehingga FK dan para
pelaku negeri mengambil tindakan untuk menanganinya, yang kebetulan nama Stera
pernah diusulkan sejak tahun 2014, namun karena adanya kekosongan FK dan revisi
kegiatan sehingga penanganannya tertunda sampai
Agustus 2016, tepat stera berusia 12 tahun.
Dengan dana awal yang diusulkan saat itu untuk penanganan
Stera adalah Rp. 4.344.797.00, kemudian direvisi pada tahun 2015 senilai Rp.4.703.000,
alasannya untuk RAB yang pertama tidak terinci dengan baik (tidak ada biaya
transportasi).
Selama setahun Stera menunggu untuk diobati, dana GSC
kembali bisa disalurkan, penanganan untuk Stera akhirnya dapat dilakukan.
Pelaku GSC negeri Abubu (ibu Yos Wattimena) mendampingi Stera untuk
melakukan penanganan dengan pendanaan dari program GSC T.A 2014 yang telah direvisi.
Bulan Agustus 2016 lalu, Stera menjalani operasi Hernia
di Rumah Sakit Tentara (RST) Ambon. Setelah operasi dilakukan dan melalui
perawatan yang intens dari tenaga kesehatan maupun orang tuanya, akhirnya dia bisa disembuhkan dan bebas dari penyakit yang dideritanya itu.
Setelah mendapat penanganan dari GSC, Stera bisa kembali sekolah dan bermain seperti anak-anak yang lain |
Meskipun proses penangan yang cukup lama, tetapi orang tua
merasa puas dengan proses Yang sudah stera dapatkan.
“Terima kasih GSC karena telah membantu menolong
anak kami sehingga dia bebas dari rasa sakit dan malu karena penyakitnya”, demikian ucapan terima kasih yang disampaikan oleh orang tua
Stera.*
**
Penulis : Thomas Wattimena (FK GSC Kecamatan Nusalaut)
Editor : R. Leikawa
(Supporting Staff GSC Maluku)
0 komentar:
Posting Komentar