Sumber Foto : umustlucky.blogspot.co.id
|
Konsultan & Fasilitator Harus Tahu 10 Budaya
Malu
Jika Hatimu
Hidup, Sejatinya Ada Rasa Malu Yang Berkembang Biak Disitu
Namun, Bila Kau Kehilangan Rasa Malu, Itu Artinya
Hatimu Sudah Mati.
Malu adalah suatu hal dimana kita diliputi oleh
perasaan sangat tidak enak di hati yang disebabkan oleh merasa hina, rendah,
tak mampu, ataupun karena ketahuan berbuat sesuatu yang kurang baik menurut
norma, berbeda dengan kebiasaan, atau mempunyai cacat / kekurangan lainnya.
Jadi kalau mau dinilai, rasa malu itu ada yang berakibat ringan adapula yang
berat. Tetapi akibat yang ada itu, akan
berbeda dampaknya pada masing-masing orang. Artinya jika suatu perbuatan yang
kurang baik dilakukan oleh dua orang dan perbuatan itu diketahui oleh orang
lain, dampaknya bagi kedua orang tersebut akanlah berbeda. Mungkin saja buat
yang satu orang akan berakibat ringan akan tetapi buat yang satunya lagi bisa
berakibat berat. Ini disebakan oleh tingkat rasa memiliki malu didalam diri
seseorang, jika rasa malu yang dimilikinya besar maka rasa bersalah dan hina
itu akan sangat berdampak, begitu juga sebaliknya.
Bertolak dengan itu, mari kita lihat kehidupan
berbangsa dan bernegara, dimana etika sosial dan budaya sangat dijunjung tinggi
dengan harapan masyarakat dapat menampilkan sikap jujur, saling peduli, saling
memahami, menghargai, mencintai dan saling menolong antar sesama manusia.
Memiliki sikap positif yang sudah disebutkan diatas
kurang lengkap jika tidak sejalan dengan menumbuh kembangkan budaya malu, yakni
malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama maupun
nilai-nilai luhur bangsa.
Sumber Foto : librosantropologiamedica.blogspot.co.id |
Rasa malu sangat penting untuk dimiliki siapa saja, dengan
begitu kualitas iman dan hati dapat terukur, apalagi bagi mereka yang bekerja
untuk masyarakat karena mendapat tugas negara. Ini wajib diterapkan dalam lingkungan profesional
kita.
Pada tulisan ini, kami hanya ingin fokus pada dunia
konsultan program pemberdayaan masyarakat perdesaan saja , apakah kita sudah
bersikap profesional?, bersikap jujur? Bersikap adil atas pemenuhan hak dan
kewajiban?, jangan sampai kita lebih overdosis dalam menuntut hak dibandingkan
dengan melunasi kewajiban, maka disitulah pentinya miliki rasa malu . Bahkan
budaya keteladanan pun harus diwujudkan dalam setiap perilaku para fasilitatot
dan konsultan, baik formal maupun informal pada setiap jenjang penugasan dan
bidang pekerjaannya.
Lalu apa sajakah budaya malu yang bisa kita terapkan
di dalam lingkungan profesional kita?, jawabannya adalah malu kalau tidak
berbuat baik di dalam pekerjaan kita, seperti yang akan diuraikan berikut ini:
Sumber Foto : goingtojannah.wordpress.com |
10 Budaya Malu Konsultan dan Fasilitator:
- Malu datang terlambat dan pulang cepat saat melaksanakan tugas
- Malu sering meninggalkan lokasi tugas
- Malu bekerja tanpa tanggung jawab
- Malu laporan dan data terlambat
- Malu admiinistrasi terbengkalai
- Malu tidak capai target dan capaian
- Malu menuntut hak dengan melupakan kewajiban
- Malu kurang membangun komunikasi
- Malu kurang pengetahuan dan ketrampilan
- Malu kurang inovasi dan kreasi.
10 point diatas wajib ditanamkan dalam diri para konsultan
dan fasilitator, agar dapat terhindar dari 10 hal yang memalukan diri sendiri. Dengan
demikian, jika sudah dapat dijalankan dengan baik, maka secara tidak langsung
kita telah membantu pemerintah dalam mengurangi angka kemalasan dan tidak
disiplinan di negeri ini.
Mari bersama kita tanamkan pokok-pokok etika dalam
kehidupan berbangsa dengan mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan,
sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu,
tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa
yang masih memiliki hati. (RL)
*Editor :
Dwi
0 komentar:
Posting Komentar