Praktek Membuat Buletin Desa |
Media komunitas merupakan kekuatan baru bagi
masyarakat perdesaan untuk memberitakan persoalan-persoalan masyarakat yang tidak
terjamah oleh media pada umumya. Pengembangan media komunitas dimaksudkan
sebagai sarana pembelajaran masyarakat mengenai teknik sosialisasi yang efektif
dengan menggunakan media lokal.
Tujuannya untuk
meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya
informasi, meningkatkan
minat baca, minat diskusi, dan minat menulis di kalangan warga untuk
mengekspresikan gagasan dan pengalaman melalui media komunitas serta mendorong partisipasi,
swadaya, dan akses warga terhadap kegiatan pembangunan komunitas.
Berkaitan dengan
hal diatas, Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) Kecamatan Salahutu dan
Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah melaksanakan Pelatihan Pengembangan Media
Komunitas Desa pada hari Sabtu (11/11/2017) lalu, di Aula Kantor Camat Salahutu,
dengan menghadirkan tiga Narasumber dari insan pers serta pegiat literasi yakni
M.M Pelupessy Direktur Pelaksana Ameks FM memberikan materi Teknik LayOut dan
Fotografi, Nasri Dumula Pimpinan Redaksi Ambon Ekspres memberikan materi Teknik
Menulis Berita, dan R. Leikawa Ketua Wanita Penulis Indonesia (WPI) Cabang
Ambon menyampaikan materi Jurnalisme Warga.
Acara Pembukaan Pelatihan Pengambangan Media Komunitas. TA.2017 |
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Koordinator Konsultan
Provinsi Dwijo Darmono, SPTR GSC Maluku Arthur Rogi dan dibuka langsung oleh
Camat Salahutu, dengan jumlah peserta 68 orang terdiri dari para sekertaris
Desa, KPMN, perwakilan PKK dan Operator Desa, mereka sangat antusias dalam
mengikuti materi, hal ini dapat dilihat dari keaktifan peserta pada sesi diskusi.
Menurut Johana Selanno (50) salah satu perwakilan peserta dari Negeri Haruku, bahwa dirinya
sangat senang bisa mengikuti kegiatan tersebut, karena dia juga suka menulis,
namun karena keterbatasan akses informasi dan tidak tahu cara publikasi,
tulisan-tulisannya hanya disimpan sendiri.
“ Terima kasih sudah biking kegiatan pelatihan media, karena beta juga suka menulis tapi tidak tahu cara
mempublikasikan, selama ini beta hanya tulis di buku biasa saja, tolong
jelaskan par beta bagaimana caranya memulai menulis yang bagus dan bagaimana
cara mempublikasikannya” ungkap Johana.
Dengan menggunakan bahasa lokal Ambon, yang artinya “Terima kasih telah melakukan
kegiatan pelatihan media, karena saya juga suka menulis tapi tidak tahu cara
mempublikasikan, selama ini saya hanya tulis di buku biasa saja, tolong jelaskan
kepada saya bagaimana caranya memulai menulis yang bagus dan bagaimana cara
mempublikasikannya. Ibu Yoyo begitulah sapaanya, dia mengungkapkan
keinginannya untuk serius belajar menulis pada saat penyampain materi
Jurnalisme Warga berlangsung. Tidak hanya itu, Narasumber lainnya juga diserang
oleh beberapa pertanyaan kritis dari para peserta.
Praktek Menulis |
Melihat semangat mereka dalam mengikuti setiap sesi
pelatihan, menandakan adanya kesadaran warga terkait pentingnya media informasi
yang ada di sekitarnya. Tinggal bagaimana
kita mengembangkannya serta menyediakan ruang untuk masyarakat menuangkan ide,
pikiran maupun gagasan.
Presentasi Hasil Praktek Oleh Johana Selanno |
Pada pelatihan pengembangan media komunitas tersebut, tidak
hanya sebatas teori, para narasumber juga langsung memberikan
praktik, dalam sesi terakhir itu, peserta diarahkan cara untuk membuat Buletin Desa,
meskipun tidak semua peserta mampu untuk mengoperasikan MS.Word namun tidak mengurangi semangat untuk menyelesaikan tugas
akhir, alhasil mereka bisa membuatnya secara sederhana
meskipun sebagian peserta harus
menulis tangan pada lembaran kertas putih, sementara yang lain sudah bisa melakukannnya di MS.Word
bahkan ada juga yang langsung menggunakan aplikasi CorelDRAW.
Hasil Praktek Pelatihan Buletin Desa |
Menurut SPTR GSC Maluku Arthur Rogi, Dengan
dilaksanakannya pelatihan pengembangan media oleh program GSC Provinsi Maluku,
diharapkan terjadi penyadaran bagi pemerintah desa untuk dapat membuat sebuah
media komunitas seperti buletin desa, sebagai alat penyampaian hasil-hasil pelaksanaan pembangunan desanya
kepada masyarakat, juga sebagai gerakan keterbukaan informasi.
Dalam lanjutannya, Arthur menegaskan bahwa bagi
masyarakat, pembuatan media komunitas di desa seperti buletin dapat menjadi
arena penyaluran menulis, membaca dan berdiskusi dalam memberikan kontribusi
pembangunan desanya.
Dari hasil pantauan kami, peserta sudah mampu untuk
menerjemahkan unsur 5W + 1 H pada saat akan menuangkan pikirannya dalam sebuah
karya tulis. Diharapkan kedepannya agar masing-masing Desa sudah bisa miliki product media
cetak sendiri. Sehingga media komunitas ini dapat berfungsi
dari masyarakat dan untuk masyarakat dalam menginformasikan kegiatan yang akan
dilaksanakan maupun sedang terjadi dilingkunganya masing-masing. (rus)