Foto Bersama Peserta dan Penyelenggara Kegiatan Penyusunan Bahan Ajar PAUD 2018 |
Dalam upaya pelestarian Bahasa
Ibu di tengah masyarakat terutama untuk kalangan anak-anak, pemerintah melalui
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melaksanakan kegiatan Penyusunan Bahan Ajar PAUD dalam Bahasa Ibu
dan Bahasa Indonesia, pada tanggal 13 – 15 Februari 2018 di Hotel D’Anaya, Bogor
Timur, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka Penyusunan Norma
Standar Prosedur dan Kriteria Bidang Kurikulum, dengan melibatkan 13 ahli
bahasa daerah dari 11 provinsi, salah satu pesertanya merupakan Perwakilan dari
GSC Provinsi Maluku, yakni Rusda Leikawa, Supporting Staff Konsultan GSC Maluku. Keterlibatan GSC Maluku pada kegiatan ini sesuai dengan Surat Undangan dari Direktorat Pembinaan PAUD nomor: 77/C2.2/DU/2018, tanggal 31 Januari 2018, Perihal Undangan Peserta.
Tujuan pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan Bahan Ajar PAUD dalam Bahasa Ibu dan Bahasa Indonesia, yakni untuk mengangkat
kembali Bahasa Ibu dalam proses belajar mengajar pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Supaya anak-anak tidak lupa pada Bahasa Daerah/Bahasa Ibu serta untuk
melestraikan dan Menghindari terjadinya kepunahan.
Hal ini juga disampaikan oleh
Retno Wulandari selaku koordinator Kegiatan Penyusunan Bahan Ajar PAUD, bahwa “ tujuan dari kegiatan ini adalah supaya
anak-anak lebih mengenal Bahasa Ibu dan tidak lupa pada akar budayanya”, ungkap Retno.
Kenapa Bahasa Ibu Harus di Masukkan kedalam Bahan Ajar PAUD?
Seperti yang kita ketahui Bahasa Ibu
merupakan Bahasa pertama yang digunakan oleh seseorang dan orang yang
menggunakannya disebut sebagai penutur asli. Bahasa Ibu juga menjadi ciri khas
suatu daerah dengan daerah yang lain. Di Indonesia sendiri ada banyak ragam
Bahasa daerah, ini menjadi kekayaan bangsa kita yang harus dilestarikan dan
terus dikembangkan sebagai bentuk rasa cinta terhadap kebudayaan daerah
masing-masing.
Sayangnya, seiring dengan
perkembangan zaman, budaya berbahasa khususnya penggunaan Bahasa Ibu sudah
jarang digunakan pada kalangan anak-anak, padahal Bahasa tersebut menunjukkan
jati diri seseorang. Bayangkan jika dalam kehidupan sehari-hari anak-anak lebih
sering menggunakan bahasa gaul atau bahkan Bahasa Asing, maka celakalah, layaknya
kita sendiri yang sedang membuka peluang untuk hilangnya budaya tutur dengan
menggunakan Bahasa Daerah.
Suasana Penyusunan Bahan Ajar PAUD dalam Bahasa Ibu dan Bahasa Indoensia |
Mengingat begitu pentingnya
Bahasa Ibu, maka penggunaannya perlu dimasukkan kedalam Bahan Ajar terutama
untuk Pendidikan Anak Usia Dini, hal ini merupakan cara yang baik untuk terus menghidupkan
budaya lokal agar tidak terlupakan, generasi muda Indonesai bisa mengenal lebih
dekat akan budayanya masing-masing sejak dini, termasuk lancar menggunakan
Bahasa Ibu.
Selain itu, pada anak usia dini
mereka justru lebih terbiasa dengan bahasa-bahasa sederhana yang sering
digunakan oleh keluarganya, maka harapannya dengan penggunaan Bahasa Ibu dalam
proses belajar mengajar, para siswa mudah untuk menerima dan memahaminya.
Hasil Peyusunan Bahan Ajar PAUD
Selama proses penyusunan Bahan
Ajar PAUD, para peserta diminta untuk menerjemahkan Bahan Ajar PAUD ke dalam Bahasa
Ibu, bahan ajar tersebut berupa komik yakni
tentang kisah Kucing Emas, Aku Suka Buah,
Komik Siapa Yang Paling Cantik, Si Tupai dan Tiga Cerita Lain, selain Komik juga
ada lima poster yang diterjemahkan, antara lain; Poster Guru PAUD Cerdas, Lingkungan
Belajar, Pengelolaan Pembelajaran, Poster
Pra keaksaraan dan Poster Pra Keaksaraan 2.
Suasana Penyusunan Bahan Ajar PAUD dalam Bahasa Ibu |
Menariknya, jumlah peserta yang
hadir pada saat itu sebanyak 13 peserta, artinya ada 13 Bahasa Ibu yang
dikumpulkan pada kegiatan tersebut, hingga tahun 2018 ini, jumlah Bahasa Ibu
yang sudah terkumpul di Direktorat Pembinaan PAUD adalah sebanyak 74 bahasa.
Pihak Direktorat Pembinaan Pendidikan
Anak Usia Dini berencana akan membuat buku Bahan Ajar PAUD dari hasil
terjemahan tersebut dan dibagikan pada daerah-daerah. Semoga hasil Penyusunannya
bermanfaat dan memudahkan para Guru dalam menyampaikan materi serta bisa
dimengerti oleh para siswa ditingkat Pendidikan Anak Usia Dini. (RL)
0 komentar:
Posting Komentar