Senin, 13 November 2017

Ikut Pelatihan Media Komunitas, Warga Hasilkan Buletin Desa

Praktek Membuat Buletin Desa

Media komunitas merupakan kekuatan baru bagi masyarakat perdesaan untuk memberitakan persoalan-persoalan masyarakat yang tidak terjamah oleh media pada umumya. Pengembangan media komunitas dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran masyarakat mengenai teknik sosialisasi yang efektif dengan menggunakan media lokal.

Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya informasi, meningkatkan minat baca, minat diskusi, dan minat menulis di kalangan warga untuk mengekspresikan gagasan dan pengalaman melalui media komunitas serta mendorong partisipasi, swadaya, dan akses warga terhadap kegiatan pembangunan komunitas.

Berkaitan dengan hal diatas, Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) Kecamatan Salahutu dan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah melaksanakan Pelatihan Pengembangan Media Komunitas Desa pada hari Sabtu (11/11/2017) lalu, di Aula Kantor Camat Salahutu, dengan menghadirkan tiga Narasumber dari insan pers serta pegiat literasi yakni M.M Pelupessy Direktur Pelaksana Ameks FM memberikan materi Teknik LayOut dan Fotografi, Nasri Dumula Pimpinan Redaksi Ambon Ekspres memberikan materi Teknik Menulis Berita, dan R. Leikawa Ketua Wanita Penulis Indonesia (WPI) Cabang Ambon menyampaikan materi Jurnalisme Warga.

Acara Pembukaan Pelatihan Pengambangan Media Komunitas. TA.2017
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Koordinator Konsultan Provinsi Dwijo Darmono, SPTR GSC Maluku Arthur Rogi dan dibuka langsung oleh Camat Salahutu, dengan jumlah peserta 68 orang terdiri dari para sekertaris Desa, KPMN, perwakilan PKK dan Operator Desa, mereka sangat antusias dalam mengikuti materi, hal ini dapat dilihat dari keaktifan peserta pada sesi diskusi.

Menurut Johana Selanno (50) salah satu perwakilan peserta dari Negeri Haruku, bahwa dirinya sangat senang bisa mengikuti kegiatan tersebut, karena dia juga suka menulis, namun karena keterbatasan akses informasi dan tidak tahu cara publikasi, tulisan-tulisannya hanya disimpan sendiri.

“ Terima kasih sudah biking kegiatan pelatihan media, karena beta  juga suka menulis tapi tidak tahu cara mempublikasikan, selama ini beta hanya tulis di buku biasa saja, tolong jelaskan par beta bagaimana caranya memulai menulis yang bagus dan bagaimana cara mempublikasikannya” ungkap Johana.

Dengan menggunakan bahasa lokal Ambon, yang artinya “Terima kasih telah melakukan kegiatan pelatihan media, karena saya juga suka menulis tapi tidak tahu cara mempublikasikan, selama ini saya hanya tulis di buku biasa saja, tolong jelaskan kepada saya bagaimana caranya memulai menulis yang bagus dan bagaimana cara mempublikasikannya. Ibu Yoyo begitulah sapaanya, dia mengungkapkan keinginannya untuk serius belajar menulis pada saat penyampain materi Jurnalisme Warga berlangsung. Tidak hanya itu, Narasumber lainnya juga diserang oleh beberapa pertanyaan kritis dari para peserta.

Praktek Menulis
Melihat semangat mereka dalam mengikuti setiap sesi pelatihan, menandakan adanya kesadaran warga terkait pentingnya media informasi yang ada di sekitarnya. Tinggal bagaimana kita mengembangkannya serta menyediakan ruang untuk masyarakat menuangkan ide, pikiran maupun gagasan.

Presentasi Hasil Praktek Oleh Johana Selanno
Pada pelatihan pengembangan media komunitas tersebut, tidak hanya sebatas teori, para narasumber juga langsung memberikan praktik, dalam sesi terakhir itu, peserta diarahkan cara untuk membuat Buletin Desa, meskipun tidak semua peserta mampu untuk mengoperasikan MS.Word namun tidak mengurangi semangat untuk menyelesaikan tugas akhir, alhasil mereka bisa membuatnya secara sederhana meskipun sebagian peserta harus menulis tangan pada lembaran kertas putih, sementara yang lain sudah bisa melakukannnya di MS.Word bahkan ada juga yang langsung menggunakan aplikasi CorelDRAW.

Hasil Praktek Pelatihan Buletin Desa
Menurut SPTR GSC Maluku Arthur Rogi, Dengan dilaksanakannya pelatihan pengembangan media oleh program GSC Provinsi Maluku, diharapkan terjadi penyadaran bagi pemerintah desa untuk dapat membuat sebuah media komunitas seperti buletin desa, sebagai alat penyampaian  hasil-hasil pelaksanaan pembangunan desanya kepada masyarakat, juga sebagai gerakan keterbukaan informasi.

Dalam lanjutannya, Arthur menegaskan bahwa bagi masyarakat, pembuatan media komunitas di desa seperti buletin dapat menjadi arena penyaluran menulis, membaca dan berdiskusi dalam memberikan kontribusi pembangunan desanya.

Dari hasil pantauan kami, peserta sudah mampu untuk menerjemahkan unsur 5W + 1 H pada saat akan menuangkan pikirannya dalam sebuah karya tulis. Diharapkan kedepannya agar masing-masing Desa sudah bisa miliki  product media cetak sendiri. Sehingga media komunitas ini dapat berfungsi dari masyarakat dan untuk masyarakat dalam menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan maupun sedang terjadi dilingkunganya masing-masing. (rus)


Share:

0 komentar:

Posting Komentar