Rela Menghabiskan Uang Untuk Membangun PAUD di Maluku
Pemerintah
Indonesia sudah memberi dukungan untuk
pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa, ini juga menjadi Strategi
Nasional Pelayanan Sosial Dasar dalam membangun desa serta
memberi kesejahteraan pada masyarakat, sehingga untuk merealisasikannya dibutuhkan Fasilitasi &
Koordinasi Pemenuhan Lembaga PAUD untuk setiap desa, Pengembangan PAUD berbasis
potensi desa serta peningkatan peran masyarakat melalui lembaga Balai Rakyat. Tanggung
jawab ini juga dilaksanakan melalui Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC)
untuk tahun 2016 di 25 kabupaten, 252 kecamatan, dan 2.755 desa .
Nampak Bangunan PAUD Terpadu Bougenvil I dari depan
Terkait dengan itu, saya mendapat tugas khusus dari Koordinator Konsultan GSC Provinsi Maluku untuk mengunjungi salah satu PAUD
yang ada di Desa Soahuku Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah yang juga
merupakan lokasi intervensi GSC. Sebagai supporting staff konsultan di Maluku
saya berkewajiban untuk membantu konsultan dalam pemenuhan program ini, salah
satunya adalah bagaimana mempublikasikan prestasi masyarakat perdesaan yang harus menjadi sasaran pemerintah untuk lebih
diperhatikan lagi.
Dengan demikian,
kunjungan ini bukan untuk mengaudit tetapi hanya meliput aktivitas yang
dilakukan oleh pengelola PAUD, yang diberi nama PAUD Terpadu Bougenvil I, dibawah pengelolaan Ny.
Fransina M. Latuny yang terletak di
Jalan Nn. Saar Sopacua Desa Soahuku Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku
Tengah.
Jumat, 14 Oktober 2016
lalu, Tepat pukul
10.19 WIT saya tiba dikediaman Fransina M Latuny,
perempuan berambut pendek itu menyambut saya dengan penuh kehangatan,
sementara disamping kiri rumahnya ada sebuah ruangan yang dijadikan tempat berkumpul anak-anak, beberapa perempuan dewasa
nampak duduk dihalaman rumah. Rupanya
ruangan yang tidak memiliki plavon itu digunakan untuk kelas PAUD Terpadu Bogenvil I. Tidak perlu
menunggu lama, saya langsung mohon ijin untuk bisa masuk dan menyaksikan
aktivitas dikelas itu sekaligus berbicara dengan pengelolanya.
Konon ceritanya PAUD ini sudah ada sejak
tahun 2004 dengan jumlah murid saat itu hanya 8 orang, namun karena pengelolaannya
kurang lihai sehingga PAUD tersebut tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan.
Proses Belajar
Barulah ditahun 2007, Fransina M Latuny mengambil alih dan mengaktifkan
kembali PAUD Bogenvil I, hebatnya selama setahun setelah Bogenvil dibuka, dia
melakukan aktivitas melayani anak-anak ini di teras rumahnya, karena belum ada ruangan yang
tersedia, dengan
perlengkapan seadanya Fransina melakukannya dengan semangat dan penuh suka
cita.
Seiring perjalanan waktu, Tim Pemantau
dari Dinas Pendidikan Provinsi Maluku mengatakan bahwa PAUD Bogenvil I tidak
layak dan tidak diakomudir, sehingga dirinya pun mulai mengambil inisiatif
untuk membangun satu ruangan diatas tanah milik pribadi yang kemudian dia hibahkan
untuk Bogenvil I. Bangunan
ini bisa terwujud atas kerelaan dari suaminya untuk membiayai pembangunan PAUD dari hasil jual kopra yang
selama ini menjadi mata pencahariannya. Pada saat itu murid yang ada sudah
berjumlah 18 orang, dari tahun ke tahun PAUD Bogenvil mulai berkembang.
Proses Belajar di ruang PAUD Bougenvil I
Atas keprihatinanya terhadap masa depan
anak-anak Desa Soahoku,
Ibu Merry begitu sapaan bagi Fransina M Latuny tidak sungkan
untuk menggunakan dana pribadinya demi kepentingan Bogenvil I, dia dibantu oleh
empat orang tenaga pendidik. Rasa tanggung jawab ingin membangun Sumber Daya Manusia di kampung
halamannya membuat dia begitu semangat dan peduli untuk melayani anak-anak,
apalagi kondisi ekonomi para orang tua dilingkungannya termasuk masyarakat
ekonomi lemah dan banyak yang belum memasukan anak-anak ke Taman Kanak-kanak
(TK), selain itu atas keresahannya terhadap sering terjadinya konflik kecil
antar warga, Fransina berkeinginan untuk mewujudkan generasi yang tumbuh besar dengan
hal-hal positif, cerdas dan miliki daya saing, maka dia berusaha dengan segala daya dan
upaya untuk
fokus memberi pendidikan pada anak usia dini, dengan harapan anak-anak tersebut
bisa berkembang dengan baik, percaya diri dan tanggung jawab.
Fransina M Latuny yang juga beraktivitas
sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah ini,
mengaku sangat enjoy dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, baginya mendidik
anak-anak bangsa merupakan tanggung jawab bersama, dia bahkan rela melayani anak-anak itu
meski uang sakunya habis, asalkan kebutuhan Bogenvil I dan intensif tenaga
pengajar dapat terpenuhi.
“saya melayani
anak-anak ini dengan sepenuh hati’ sehingga orang tua tidak cangung dan percaya
untuk memasukan anak-anahya pada PAUD Bogenvil I”, ujarnya.
Tetap Semangat
Dengan Kondisi Kekurangan
Saat saya menanyakan kendala yang selama
ini dihadapinya, dirinya
mengaku bahwa intensif yang diberikan kepada tenaga pengajar hanyalah
Rp.100.000 per bulan, ini mungkin tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, beruntunglah para tenaga pengajar
juga miliki misi yang sama untuk memajukan anak bangsa, sehingga mereka
tidak mempersoalkan besar kecilnya intensif tersebut, namun bagi seorang Fransina M Latuny yang
bertanggung jawab atas PAUD Bogenvil I merasa prihatin dengan kekurangan
tersebut, sehingga dia berharap agar ada bantuan pemerintah untuk melihat kondisi tersebut,
bantuan berupa
Alat Permainan Edukatif (APE) luar dan dalam, serta dana
bantuan untuk merangsang PAUD.
“kami tidak bisa
jalan tanpa adanya perlengkapan alat tulis, untuk Ave luar sudah ada, namun
untuk APE dalam yang belum mencukupi”, ungkapnya.
Dalam lanjutannya, dia juga mengatakan
bahwa selama ini Bogenvil mendapat respon positif dari masyarakat setempat, hal ini dapat
dilihat dari kepercayaan masyarakat untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke PAUD
Bogenvil I. Tahun
2014, Fransina Latuny mengaku bahwa ada bantaun dari Dinas Pendidikan Provinsi Maluku berupa rangsangan, BOP,
untuk APE luar dan juga mendapatkan bantuan dari APBD Provinsi tahun 2010.
Namun, Masih ada kekurangan yang lain,
yaitu tambahan bangunan baru, karena seiring dengan perjalanannya siswa Bogenvil semakin bertambah, hingga kini sudah
berjumlah 153 siswa terhitung sejak tahun 2007 sampai dengan 2016, sehingga dia bersama sang
suami berencana
akan menambah ruangan lagi dengan uang pribadi sekaligus mengusahakan untuk bangun MCK.
Nampak Ruangan tidak miliki plavon
Dirinya berharap dengan keberadaan PAUD
Terpadu Bogenvil I ini, dapat membantu mutu pendidikan di desa Soahuku Kecamatan Amahai,
sehingga anak-anak usia dini dapat berkembang maju sesuai amanat Negara. Dan juga berharap kepada pemerintah,
supaya ada bantuan untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas, sehingga dapat
merangsang PAUD Terpadu Bogenvil I ini lebih baik lagi.
Menurutnya sejak tahun 2008 sampai dengan
2015 mereka pernah
mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan juga BKKBN, namun untuk
tahun 2016 ini belum ada pemberitahuan dari pihak terkait.
Relawan Untuk
Bogenvil I
Mungkin kata yang tepat untuk tenaga
pendidik Bogenvil I adalah para relawan, sebab mereka bekerja tanpa
pamrih, setiap hari meluangkan waktu dan
berkonsentrasi untuk mengajarkan banyak hal pada siswa PAUD tersebut. Bahkan
ketika Ketua Pengelola Bogenvil I Fransina Latuny memberikan intensif sebesar
Rp.100.000 per bulan saja,mereka tidak memprotesnya, itu
pun dari uang pribadinya sendiri, padahal biaya kehidupan di Kecamatan Amahai
cukup mahal yang jika dikalikan untuk kebutuhan sehari-hari selama sebulan,
maka Rp.100.000 itu sangatlah tidak cukup untuk menyambung hidup.
Pada kesempatan itu, saya juga bertemu
dengan salah satu tenaga pendidik Bogenvil I, Maria Taran yang juga sudah lama
mengabdi untuk anak-anak PAUD sejak pertama kali Bogenvil didirikan. Perempuan
berusia 42 tahun itu mengaku bekerja sebagai tenaga pendidik di PAUD Terpadu
Bogenvil I, setiap hari senin sampai dengan sabtu yang dimulai dari pukul 07.00 pagi sampai dengan pukul
11.30 WIT. Maria Mengaku tertarik untuk mengabdi dan melayani
siswa PAUD karena misinya jelas ingin membangun anak-anak bangsa menjadi lebih
maju, mengembangkan pendidikan yang berkualitas sehingga bisa menjadi panutan bagi masyarakat.
Maria Taran yang juga adalah seorang Ibu
Rumah Tangga ini mengaku juga temui kendala saat proses belajar mengajar berlangsung yakni ketika
tidak tersedianya Alat Permainan Edukatif (APE), sehingga dia sangat berharap agar kedepannya ada
bantuan alat dari pihak Dinas Pendidikan atau pihak-pihak terkait. “semoga kita diperhatikan oleh pemerintah”,
harap maria saat menutup diskusi kita siang itu.
Bantuan
Pemerintah Melalui Program GSC
Salah satu kegiatan Program Generasi Sehat dan
Cerdas (GSC) di Kecamatan Amahai adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan
untuk balita dan anak-anak di Desa Soahuku, sehingga para murid dari PAUD
Bougenvil I ini juga menjadi sasaran pemanfaat guna merealisasikan rencana kerja
tindak lanjut GSC di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.
Foto Bersama Pengelola PAUD Bougenvil I dan FK GSC Kecamatan Amahai
Untuk diketahui bersama bahwa hal-hal tentang pelaksanaan PAUD
yang berkualitas dijelaskan dalam Peraturan Presiden No 60 tahub 2013 tentang peningkatan
akses, pemerataan dan berkesinambungan serta kelengkapan jenis pelayanan, peningkatan kualitas
penyelenggaraan pelayanan, peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas sektor serta kemitraan antar
institusi pemerintah, lembaga penyelenggara layanan, dan organisasi terkait serta penguatan kelembagaan dan
dasar hukum, yang melibatkan masyarakat termasuk dunia usaha dan media
massa dalam penyelenggaraan pelayanan Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif
Dalam Permendikbud No 137/2014 juga dijelaskan tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yang mengamanatkan pentingnya
pendidikan usia dini. Dengan
mengacu pada peraturan tersebut, semoga pemerintah dan seluruh elemen masyarakat
agar bisa bersama-sama memperhatikan dan memberi dukungan demi terselenggaranya
tujuan pendidikan anak usia dini yang belum disentuh secara maksimal diseluruh
Indonesia dan Maluku lebih khususnya.
Salam
R. Leikawa
Supporting Staff
Konsultan Generasi Sehat dan Cerdas Provinsi Maluku
0 komentar:
Posting Komentar